SHARE YA KAK!, Jakarta - Gelombang solidaritas melintasi batas negara datang dari Malaysia. Di tengah panasnya aksi demonstrasi di sejumlah kota besar Indonesia pada awal September 2025, warga negeri jiran itu memilih cara sederhana namun mengharukan: memesan makanan melalui aplikasi ojek online untuk dibagikan kepada para pengemudi di Jakarta.
Fenomena ini berawal dari unggahan seorang warganet Malaysia, @qushayry11, di TikTok. Dalam video berdurasi singkat itu, ia memperlihatkan tangkapan layar pemesanan puluhan bungkus nasi Padang melalui Grab Food. Sang pemesan menuliskan catatan khusus: makanan itu diminta dibagikan kepada para pengemudi ojol yang berada di sekitar titik demo. “Semoga bermanfaat untuk abang-abang ojek di sana,” tulisnya. Video tersebut sontak viral dan menuai ribuan komentar haru dari netizen Indonesia maupun Malaysia.
Tak berhenti di situ, aksi serupa kemudian diikuti oleh warganet Malaysia lainnya. Astro Awani melaporkan, sejumlah warga secara kolektif memesan makanan dari restoran di Jakarta untuk didistribusikan langsung oleh pengemudi. Panduan praktis bahkan dibagikan di media sosial: pilih menu halal, pesan dalam porsi yang mudah dibagikan, dan hindari titik-titik rawan kerusuhan agar bantuan sampai ke tangan penerima.
“Ini bentuk kecil solidaritas kami. Apa yang bisa kami lakukan dari jauh, ya kami lakukan,” ujar seorang warganet Malaysia yang dikutip Astro Awani, Selasa, 2 September 2025.
Media Indonesia turut menyoroti aksi lintas negara ini. DetikFood menulis tentang “inisiatif mulia” warganet Malaysia yang membagikan nasi bungkus kepada ojol Jakarta. Kompas.com juga mencatat, gerakan solidaritas digital ini tak hanya berhenti di Malaysia, melainkan juga meluas hingga Thailand dan Filipina, yang ramai-ramai ikut memesan makanan serupa (Kompas Global, 2/9/2025).
Aksi sederhana ini mendapat respons positif dari publik Indonesia. Di media sosial X, seorang pengguna menulis, “Terima kasih, saudara-saudara di Malaysia. Di saat kami diuji, kalian hadir dengan kepedulian yang nyata.”
Solidaritas yang menyeberangi Selat Malaka ini menjadi pengingat, bahwa teknologi bisa menjadi medium gotong-royong baru di era digital. Tidak ada arak-arakan bantuan atau karavan kemanusiaan, tetapi hanya sentuhan layar ponsel dan niat tulus yang mengikat persaudaraan antarbangsa.
(Red/Vendetta)