Jasa Website Berita Online

Tempe Menjajah Eropa: Startup Inggris Raup Rp29 Miliar Gara-Gara Makanan Tradisional Indonesia

author photo Senin, Juli 14, 2025



SHARE YA KAK!, Inggris — Tempe, makanan tradisional Indonesia yang selama ini identik dengan lauk harian rakyat, kini menjelma menjadi bintang baru di industri pangan nabati Eropa. Lewat tangan dingin startup asal Inggris bernama Tiba Tempeh, tempe berhasil menembus pasar modern sebagai alternatif daging yang sehat, organik, dan berkelanjutan.

Didirikan pada tahun 2019, Tiba Tempeh mencatat prestasi luar biasa. Dalam satu tahun terakhir, perusahaan ini mencatat lonjakan penjualan hingga 736%—angka yang mencerminkan antusiasme konsumen Eropa terhadap pangan nabati yang sebelumnya kurang dikenal di luar Indonesia. Tidak hanya itu, startup ini juga berhasil menggaet pendanaan sebesar £1,1 juta, atau setara dengan Rp24–29 miliar, dari investor besar seperti Maven Capital Partners dan British Business Bank, demi memperluas jangkauan dan mengembangkan lini produk baru.

Produk-produk andalan Tiba Tempeh meliputi tempe blok original, tempe cincang sebagai pengganti daging, hingga potongan tempe berbumbu siap saji—semuanya 100% nabati, alami, dan organik. Tempe versi Tiba tidak hanya menyasar komunitas vegan, tapi juga konsumen umum yang mulai sadar akan pentingnya pola makan berbasis tanaman dan dampaknya bagi lingkungan. Dengan kandungan protein tinggi dan fermentasi alami, tempe digadang-gadang sebagai “superfood” baru di tengah gempuran produk alternatif daging berbasis ultra-proses.

Hebatnya, Tiba Tempeh tetap menjaga akarnya dengan mengimpor kedelai langsung dari Indonesia sebagai bahan baku utama. Langkah ini tidak hanya menjaga cita rasa otentik, tapi juga menunjukkan komitmen mereka untuk menghormati asal-usul budaya kuliner yang mereka angkat ke panggung global.

Kini, produk Tiba Tempeh telah tersedia di berbagai jaringan ritel besar di Inggris seperti Sainsbury's, Morrisons, dan Ocado. Mereka juga telah berhasil menembus pasar Prancis dan Spanyol, termasuk di jaringan ritel besar seperti Carrefour. Menurut rencana, ekspansi produk dan wilayah distribusi akan terus dilanjutkan sepanjang tahun 2025, seiring peluncuran beberapa varian baru tempe berbumbu dan produk makanan siap saji lainnya.

Kisah sukses Tiba Tempeh bukan satu-satunya cerita tentang tempe di Inggris. Di balik gemerlap startup ini, ada juga komunitas kecil yang mempertahankan produksi tempe segar dengan cara tradisional. Sejumlah produsen tempe lokal di London tetap memilih menjual langsung ke pelanggan demi menjaga kesegaran dan tekstur tempe. Tantangan logistik dan umur simpan yang pendek menjadi kendala utama, namun mereka tetap bertekad memperkenalkan tempe segar otentik Indonesia kepada masyarakat Inggris.

Di tengah tren global menuju pangan berkelanjutan, kisah Tiba Tempeh menjadi contoh bagaimana makanan rakyat Indonesia bisa naik kelas dan menjadi bagian dari solusi pangan masa depan. Tempe, yang dahulu sering dianggap sebagai lauk “kelas dua”, kini justru digandrungi karena nilai gizinya yang tinggi, proses fermentasi alaminya, dan kemampuannya menjadi pengganti daging yang sehat dan ramah lingkungan.

Di balik semua itu, tentu ada sentuhan visi bisnis yang cerdas. Kombinasi antara budaya lokal, ilmu pangan modern, dan strategi pemasaran yang tepat membuat Tiba Tempeh bukan hanya menjual produk, tapi juga memperkenalkan narasi baru: bahwa tempe bisa global, dan Indonesia layak bangga.

(Red/Vendetta)

Next article Next Post
Previous article Previous Post

Advertisement

Jasa Pembuatan Website Berita Online

Advertisement

Jasa Pembuatan Website Berita Online