Perputaran Uang Menurun, Daya Beli Tergerus
Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia memperkirakan bahwa perputaran uang selama libur Lebaran 2025 mengalami penurunan sebesar Rp20 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh maraknya pemutusan hubungan kerja (PHK) dan melemahnya daya beli masyarakat.
Selain itu, jumlah pemudik juga mengalami penurunan sebesar 24% dibandingkan tahun sebelumnya, yang turut berkontribusi pada berkurangnya perputaran uang di daerah-daerah.
Konsumsi Meningkat, Tabungan Menipis
Data dari Mandiri Spending Index (MSI) menunjukkan bahwa pada pertengahan Februari 2025, belanja masyarakat meningkat 2,3% dibandingkan akhir Januari 2025. Namun, peningkatan konsumsi ini tidak diimbangi oleh peningkatan pendapatan, sehingga masyarakat terpaksa menguras tabungan mereka.
Survei Konsumen Bank Indonesia pada Oktober 2024 juga mencatat bahwa proporsi pendapatan masyarakat yang digunakan untuk konsumsi meningkat menjadi 74,5%, sementara proporsi untuk tabungan menurun menjadi 15%.
Tingkat tabungan masyarakat kelas bawah mencapai titik terendah pada Februari 2025, dengan indeks sebesar 79,4, turun dari 82,4 pada Februari 2024.
Respons Pemerintah: Stimulus Ekonomi Juni 2025
Sebagai respons terhadap kondisi ekonomi yang memburuk, pemerintah Indonesia berencana meluncurkan paket stimulus ekonomi pada 5 Juni 2025. Stimulus ini bertujuan untuk meningkatkan konsumsi dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Paket stimulus tersebut mencakup:
1. Diskon tarif listrik 50% untuk 79,3 juta rumah tangga dengan daya listrik 450 VA dan 900 VA.
2. Bantuan pangan untuk 18,3 juta keluarga penerima manfaat.
3. Bantuan subsidi upah untuk pekerja berpenghasilan di bawah Rp3,5 juta.
4. Diskon iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) bagi sektor padat karya.
5. Diskon tarif transportasi umum selama libur sekolah.
Langkah-langkah ini diharapkan dapat meringankan beban masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal kedua dan ketiga tahun 2025.
Seruan untuk Tindakan Cepat dan Tepat
Meskipun pemerintah telah merencanakan berbagai stimulus ekonomi, penting untuk memastikan bahwa bantuan tersebut tepat sasaran dan dapat segera dirasakan oleh masyarakat yang paling membutuhkan. Transparansi dalam penyaluran bantuan, pengawasan yang ketat, dan evaluasi berkala sangat diperlukan untuk memastikan efektivitas program-program ini.
Pemerintah juga perlu mempertimbangkan langkah-langkah jangka panjang untuk memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat bawah, seperti peningkatan akses terhadap pendidikan dan pelatihan keterampilan, serta penciptaan lapangan kerja yang berkelanjutan.
(Red/Vendetta)